Selasa, 05 Januari 2021

PART 2: MENGANALISIS PERBEDAAN GENDER YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT Part 2 - Jasa pembuatan journal SINTA biaya Rp 2-6 jt HUBUNGI SEKARANG JUGA KONSULTAN RISET

  

 

Jasa pembuatan journal SINTA biaya Rp 2-6 jt HUBUNGI SEKARANG JUGA   KONSULTAN RISET  

 

Dengan audit merupakan penilaian secara inheren dan pengambilan keputusan proses, pada akhirnya kualitas audit (yaitu ada kemungkinan bahwa dalam batas yang wajar, auditor dapat menemukan dan melaporkan salah saji material dalam laporan keuangan) tergantung pada pertimbangan auditor dan pengambilan keputusan kualitas ( Knechel, 2000). Kualitas penilaian dan pengambilan keputusan auditor tergantung pada gilirannya pada karakteristik auditor. Kemungkinan penemuan saji material tergantung, antara lain, pada keahlian teknis auditor, kemampuan pemecahan masalah, profil risiko, dan pengalaman. Kemungkinan melaporkan salah saji material tergantung, antara lain, pada penemuannya, profil risiko auditor, dan independensi auditor terhadap klien.

Berdasarkan literatur psikologis, baru-baru ini beberapa peneliti (misalnya Gold et al., 2009) telah mengemukakan bahwa terdapat perbedaan jenis kelamin dalam karakteristik pribadi auditor (misalnya penghindaran risiko), yang mengarah ke penilaian audit yang berbeda dan keputusan dari jenis kelamin yang berbeda. Yang mana dapat menyebabkan tingginya biaya pemeriksaan terkait dengan jenis kelamin mitra perikatan audit (lttonen dan Peni. 2009).

Keyakinan dan spekulasi tentang apakah ada perbedaan mendasar antara laki-laki dan perempuan telah berkembang dan diperluas oleh literatur ilmiah pada perbedaan jenis kelamin dan budaya dan media yang mendukung adanya perbedaan tersebut. pada Pengetahuan budaya kami telah tertanam stereotip “(missal pria berasal dari Mars dan wanita dari Venus “) adalah keyakinan kita tentang bagaimana” kebanyakan orang “melihat pria atau wanita (Ridgeway, 2009) secara khas. Keyakinan stereotip berhubungan karakteristik pribadi terhadap jenis kelamin (sehingga pria condong maskulin dan wanita condong feminin ) menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin ada di bidang pemecahan masalah matematika, pengambilan risiko, dan kemandirian.

Matematika dianggap sebagai “urusan laki-laki ” (Rowley et aL, 2007) dan, meskipun meta-analisis menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin dalam kinerja matematika di suatu tempat tidak ada dan hampir tidak ada (Hyde dan Linn, 2006), bahkan sebagian besar penelitian (misalnya Penner dan Paret, 2008) menemukan laki-laki, secara rata-rata, menjadi agak lebih baik sebagai pemecah masalah matematika daripada wanita. Juga ada kaitannya dengan peirlaku pengambilan risiko dalam masyarakat kontemporer kita yang dikaitkan dengan maskulinitas (Wilson dan Daly, 1985). Kebanyakan penelitian melaporkan adanya penghindaran risiko lebih tinggi di kalangan perempuan (misalnya Jianakoplos dan Bernasek, 1998), bahkan ketika wanita ini telah dilatih profesional keuangan (Olsen dan Cox, 2001). Ada juga bukti yang menunjukkan bahwa pria dan wanita berbeda dalam penentu independensi, yaitu dalam perilaku etis, empati, sekaligus rawan bias kognitif. Wanita tampak lebih etis ( Butterfield, 2005), lebih empati (Baron-Cohen, 2004), dan kurang rentan terhadap bias kognitif (terutama percaya diri berlebihan [Beyer, 2002]).

Bidang penelitian ini menarik karena kesimpulan dari temuan dapat memiliki implikasi penting pada pilihan auditor oleh perusahaan, penugasan personil untuk tugas audit, dan masalah kontrol kualitas. Namun, sebelum memperluas baris penelitian ini kita perlu mengendalikan bias utama potensial karena belum jelas apakah perbedaan jenis kelamin yang mungkin hadir dalam populasi umum juga hadir antara auditor wanita dan pria. Kita harus yakin bahwa kesimpulan yang berasal dari riset psikologi tentang manusia rata-rata dan wanita (tentang aspek-aspek yang berpotensi mempengaruhi kualitas audit) juga berlaku untuk auditor. Secara umum, penelitian psikologis dapat sangat berguna dalam penelitian akuntansi eksperimental (Libby et al., 2002) dan penelitian akuntansi arsip (Koonce dan Mercer, 2005). Gar generalisasi perbedaan jenis kelamin pada populasi, tugas, dan pengaturan dapat dilakukan, maka perlu ketelitian .

Juga belum jelas apakah temuan dari populasi umum dapat dengan mudah diinterpolasi dengan konteks auditor karena dari sejumlah besar literatur tentang perbedaan jenis kelamin dan ukuran bahwa keberadaan mereka tergantung pada konteksnya. Oleh karena itu, diragukan apakah penelitian psikologis pada perbedaan jenis kelamin dapat menjadi prediksi dari perbedaan jenis kelamin dalam suatu populasi auditor. Tujuan kami ialah untuk mencari jawaban atas pertanyaan, "Bisakah penelitian psikologis pada se perbedaan jender itu menjadi dasar yang sah untuk audit penelitian”

Sisa dari makalah ini disusun sebagai berikut. Pada bagian pertama ialah pendahuluan. Kemudian, tinjauan literatur ilmiah dari berbagai domain untuk memperjelas dampak potensial dari jenis kelamin auditor terhadap kualitas audit dan bagiamana kami mendefinisikan pertanyaan penelitian kami. Selanjutnya, kami menggambarkan desain penelitian dan pemilihan sampel. Akhirnya, kami membahas mengenai hasilnya, keterbatasan penelitian, dan kemungkinan untuk penelitian lebih lanjut.

Bersambung KLIK DISINI

Bersambung KLIK DISINI

Bersambung KLIK DISINI

BERSAMBUNG KLIK DISINI 






 

  APAKAH ANDA BUTUH BANTUAN KONSULTASI DISERTASI S3 DENGAN TOPIK DIATAS, HUBUNGI SEGERA   KONSULTAN RISET  

HARGA WAJAR SESUAI TINGKAT KOMPLEKSITAS DAN KERUMITAN MODEL/TEORI BARU/NOVELTY. 

KAMI SIAP MEMBANTU MENGERJAKAN DISERTASI YANG SULIT DENGAN WAKTU YANG CEPAT SESUAI PERATURAN PERGURUAN TINGGI ANDA. 


 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar